Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat )

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 40

Bab 40 Laki–laki yang dulu bersedia membuat satu kebun bunga mawar selama setengah tahun lamanya hanya karena satu kata dari Selena, kini malah sama sekali tidak mau meluangkan waktu untuk dirinya meski hanya beberapa hari. Saat Harvey mencintai Selena, laki–laki itu mencintainya dengan sungguh–sungguh. Sebaliknya, saat sudah tidak cinta lagi, laki–laki itu terasa seperti tidak […]

Loading

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 40 Read More »

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 38

Bab 38 Bahkan, Selena pun berdiri dengan gontai dan tersenyum lemah. “Aku sudah menyukainya sejak pertama kali melihatnya, aku sudah mencintainya dari dulu dan aku … nggak bisa melepaskannya.” Melihat jejak air mata di wajah Selena, membuat Lewis ingin membantu Selena menghapusnya. Namun, saat menyadari bahwa Lewis tidak berhak, dia hanya bisa menahan diri sambil

Loading

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 38 Read More »

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 39

Bab 39 Harvey tidak mengungkap kebohongan yang Selena katakan barusan. Dia berdiri di samping meja makan dan berkata, “Cuci tanganmu, terus kita makan.” Sorot lampu jatuh tepat mengenai tubuh Harvey yang tidak mengenakan satu set jas lengkap dengan sepatu kulitnya. Gumpalan-gumpalan bulu yang ada pada sweaternya membuat Harvey terlihat sedikit lebih hangat, begitu juga dengan

Loading

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 39 Read More »

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 37

GET IT Bab 37 Lewis tidak tahu apa yang terjadi pada Selena selama beberapa hari ini. Padahal, dulu Selena memiliki semangat bertahan hidup yang tinggi, tetapi sekarang sorot matanya seperti hidup segan mati tak mau. Bagaikan air danau yang tenang, sama sekali tak beriak. “Apa gara-gara dia tanganmu jadi luka begini?” Selena menggelengkan kepalanya. “Bukan.”

Loading

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 37 Read More »

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 36

Bab 36 +15 BONUS  Selena terus menghitung sampai Harvey masuk ke mobil, tetapi Harvey tidak pernah menoleh ke  belakang.  Selena yang dilupakan saat ini mempertahankan posisinya dan berbaring di bawah. Meskipun  efek kemoterapi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang pertama kali, tubuhnya masih  sangat lemah. Kejadian barusan seperti mematahkan tulangnya.  Chandra dan yang lainnya pergi mengantar Harvey. Dulu masih ada Benita, tetapi setelah Benita  pergi, vila besar itu tampak kosong.  Salju tipis turun dari langit, hawa di sekitar sedingin es membuat tangan dan kaki Selena  membeku.  Selena ingin seseorang menolongnya, siapa pun juga boleh.  Tasnya berada tidak jauh dari posisinya, tetapi dia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk  bergerak.  Selena hanya bisa melihat kepinganvang beterbangan. Air mata mengalir pelan di pipinya  sembari terus menghitung dengan lembut, “885, 886…” (1  Tepat ketika hitungannya mencapai 1038, Selena sudah merasa jauh lebih baik, jadi dia menggunakan tangan satu lagi untuk perlahan berdiri.  Saat ini, seluruh tubuhnya seperti es. Ketika taksi tiba, hidungnya sudah merah karena kedinginan. Dia tidak bisa mengangkat tangannya, jadi dia mengulurkan tangan ke mulutnya  supaya lebih hangat.  “Nona, kamu kedinginan, ya? Kamu pergi ke rumah sakit sendirian? Sudah larut begini, kamu harus berhati–hati. Sebaiknya ada seseorang yang menemanimu. Kamu sangat cantik, ada laporan tentang gadis lajang yang hilang baru–baru ini.”  Sopir taksi memberi masukan saat melihat Selena seorang diri ke rumah sakit.  Selena akhirnya meletakkan tangannya. Penghangat di dalam mobil membuat tubuhnya perlahan menghangat. Dia melihat pemandangan di luar dengan sedikit senyuman di bibirnya. Terima kasih, Pak. Aku baik–baik saja, saudaraku akan segera tiba.”  Sebenarnya Selena tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini.  Lewis seharusnya sudah pulang kerja, jadi Selena mengambil nomor dokter lain yang sedang 

Loading

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 36 Read More »

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 35

GET IT Bab 35 Selena awalnya bingung kenapa Agatha bereaksi seperti itu, bahkan sampai terjatuh. Ternyata dia sedang menciptakan situasi saat ini. Agatha sudah tahu bahwa Harvey akan datang, tidak heran anak kecil itu bisa muncul di sini, dan tidak heran juga Agatha bisa memeluk anak itu dan bahkan terjatuh sampai anak itu mungkin terluka!

Loading

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 35 Read More »

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 34

Bab 34 Harvey menjawab, “Oke.” Ini adalah pertama kalinya dalam setahun mereka berdua berhenti berdebat. Selena memeluknya erat seperti sebelumnya, sementara jari–jari Harvey yang awalnya mulai bergerak, tapi akhirnya hanya tergeletak di samping.  Setelah sampai di perusahaan Harvey, dia menyuruh Alex untuk membawa Selena pulang.  Selena tidak langsung pulang, tapi dia pergi ke rumah sakit. Meskipun Arya sampai saat ini masih belum siuman, dia sudah dipindahkan ke bangsal biasa.  Selena sudah memberhentikan perawat yang menjaga Arya. Saat ini dia secara pribadi yang melap wajah dan tangan Arya.  Selena berkata, “Ayah, aku sudah tahu rahasiamu. Aku berharap semua itu palsu. Ayah cepat bangun, bantah semua kenyataan ini. Bilang padaku kalau sebenarnya bukan Ayah yang membunuh Kezia!” “Ayah, aku kena kanker perut, Harvey sama sekali tidak tahu akan hal ini. Tapi tidak apa–apa, kalau aku memberikan nyawaku padanya, dia tidak akan balas dendam lagi, ‘kan?” “Hidupku selalu berjalan dengan baik, bahkan aku selalu dimanja oleh Ayah. Ayah adalah orang  tua terbaik di bumi! Tidak peduli apa yang sudah Ayah lakukan, aku akan selalu menghormati  Ayah. Aku akan membayar segala utang–utang Ayah.”  “Aku tahu Ayah tidak akan mengizinkanku melakukan ini, tapi aku benar–benar tidak punya  pilihan lain. Aku mencintai Harvey. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama delapan tahun yang  lalu. Meski hanya tersisa satu bulan terakhir, aku akan menjalaninya dengan sepenuh hati ……..”  Selena terus mengoceh di samping ranjang ayahnya.  Dia sangat tahu bahwa waktunya di dunia ini tidak banyak lagi. Hanya ini yang bisa dia lakukan untuk ayahnya.  Setelah hari menjelang sore, Selena baru kembali ke rumah. Harvey bukan orang yang suka  ingkar janji, selama dia sudah berjanji, dia pasti akan menepatinya.  Ketika baru sampai di rumah, Selena melihat Agatha yang sedari tadi menunggu di halaman.  Saat Harvey tidak ada, Agatha menyingkirkan semua aktingnya. Wajahnya saat ini menunjukkan ekspresi garang.  Dia memandang Selena dengan sinis, lalu berkata, “Apakah kamu kira Harvey akan berbalik padamu? Selena, lebih baik kamu menyerah saja.”  +15 BONUS  Selena sama sekali tidak marah, dia hanya menatap Agatha dengan tenang. “Agatha, apakah  kamu mencintai Harvey?”

Loading

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 34 Read More »

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 33

Bab 33 +15 BONUS  tet?  Selena merupakan wanita yang sangat cantik. Apapun yang dia lakukan, bahkan diam atau menangis sekalipun, dia cantik, membuat orang lain merasa kasihan padanya.  Saat ini Chandra memanggil dengan suara rendah, “Nyonya, Tuan Harvey sudah menunggu.”  Panggilan ini membuat Selena tersadar, lalu dia meraba wajahnya yang basah, tapi entah kenapa dia malah menangis lagi.  “Chandra, perawakanku sekarang pasti sangat jelek, ‘kan?” Chandra sudah bertahun–tahun mengikuti Harvey, jadi tentu saja pernah melihat Selena yang begitu bersemangat. Namun, dalam waktu dua tahun ini, Selena seperti bunga yang belum sepenuhnya mekar tapi sudah keburu layu.  “Tidak, tidak ada satu orang pun yang dapat menyaingi kecantikan Nyonya,” ujar Chandra sambil  memberikan selembar tisu.  Selena menyeka air matanya sambil berkata, “Dulu aku paling benci melihat orang yang cengeng,  tapi sekarang aku malah berubah jadi sosok yang paling aku benci. Aku sebelumnya mungkin gak mengerti, tapi sekarang aku paham kenapa seseorang menangis.”  Chandra memandang mata Selena yang menyimpan kesedihan, lalu menjawab, “Karena sudah  begini, tidak usah dipikirkan lagi.”  Setelah merenung semalaman, Harvey akhirnya mengubah surat perceraian. Ini artinya dia  sudah siap untuk melepaskan Selena.  Keluarga Bennett sudah bangkrut. Hidup Arya yang merupakan sang pelaku juga sudah tidak lama lagi. Sedangkan Selena sudah cukup tersiksa selama dua tahun ini, jadi Harvey berencana  untuk melepaskan dirinya.  Harvey memberikan uang kompensasi yang cukup besar untuk Selena agar kehidupannya  setelah ini tidak terlalu buruk. Untuk saat ini, perceraian adalah pilihan yang paling masuk akal. Selena adalah wanita yang  mundur. Apakah Selena kira Harvey masih akan  cerdas, jadi seharusnya dia

Loading

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 33 Read More »

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 32

Bab 32 Kalau dihitung–hitung, sama saja seperti Harvey menemaninya melewati tahun baru. Selena mengacungkan jempolnya seperti dulu. “Oke, sudah sepakat, ya!” Harvey tertegun, Agatha menghadap ke arah Harvey dan mendengus manja. “Harvey!” Harvey tidak menoleh ke arah Agatha. Dia mengulurkan jarinya perlahan dan mengaitkan. jempolnya ke jempol Selena. “Sepakat.”  Permintaannya sudah terkabul.  Bisa dibilang, ini juga satu–satunya cara yang terlintas di benak Selena. Dengan Harvey setuju menemani Selena selama sebulan, maka Selena akan membalas kebaikan Harvey ini dengan cara melepaskannya untuk selamanya.  Agatha berkata dengan kesal, “Bukannya aku mendesakmu untuk bercerai, tapi gimana dengan status anak–anak…‘  Melihat tingkah Agatha yang seperti itu, Selena jadi mual. “Aku ke toilet dulu.”  Harvey adalah orang yang sempurna, sayangnya tidak dengan seleranya.  Meskipun Agatha memang pernah menjadi tetangga Harvey, tapi tidak perlu sampai membiarkan orang seperti ini menyiksa diri sendiri, ‘kan? Bahkan dia sendiri merasa kalau harga dirinya jatuh saat berdiri berdampingan dengan Agatha. O  Masa Harvey terkena jebakan Agatha?  Selena memikirkan masalah ini sambil pergi ke toilet. Sepertinya tidak ada laki–laki yang tidak suka wanita manja, ‘kan?  Dulu begitu dia bersikap manja, orang itu juga bersedia melakukan apa saja untuknya.  Satu bulan.  Ya, Harvey masih bisa memanjakannya selama sebulan.  Selena bersandar di pinggir toilet dan muntah dengan hebat. Jadi manusia memang tidak boleh berbicara sembarangan, padahal pagi tadi dia merasa kalau akhir–akhir ini lambungnya sudah terasa jauh lebih baik, tetapi ternyata malah sebaliknya.  Campuran darah segar berwarna merah terlihat mewarnai toilet. Meskipun sudah sering  melihatnya, Selena masih merasa tidak nyaman.  Namun, ini semua masih lumayan. Toh, waktunya juga sudah tidak lama lagi.  Setelah Selena selesai berkumur, dia menyeka mulutnya dan bersiap untuk keluar. Namun, pada  1/2  +15 BONUS  saat ini dia merasa ada seseorang yang menarik–narik ujung bawah bajunya.  Selena menunduk dan melihat seorang anak kecil yang wajahnya memiliki beberapa kemiripan dengan Harvey. Satu tangannya berpegangan ke wastafel, sedangkan tangannya yang lain  memegangi baju Selena sambil berceloteh dengan bahasa yang tidak jelas, “Aa… Ibu…  Bagaimanapun juga anak ini adalah buah hati Harvey dan Agatha, melihatnya membuat Selena jadi sangat kesal.  Mungkin karena Selena pernah menjadi seorang ibu walaupun sebentar, dia jadi tidak bisa benci dengan anak–anak.  Selena berjongkok dan menunjuk–nunjuk ujung hidung anak itu sambil berkata dengan galak,” Hei bajingan cilik, kalau sudah besar nanti jangan jadi kayak ayahmu yang suka menindas  perempuan, ya!”  Harvest merentangkan kedua lengannya dan menghambur ke pelukan Selena. “Mau peluk …”  Selena memasang tampang yang mengerikan untuk menakut–nakuti Harvest. “Aku ini bibi jahat, tahu! Nanti aku akan membuangmu ke dalam hutan supaya diasuh oleh binatang, takut nggak?” Harvest bukannya takut, tetapi malah tertawa terbahak–bahak.  Seorang pembantu yang mendorong kereta bayi datang dengan tergopoh–gopoh dan berkata dengan ekspresi ketakutan, “Aduh, Tuan Muda! Kamu ini membuatku takut saja! Kok bisa pergi  ke sini, sih!”  Begitu menyadari wanita ini adalah Selena, pembantu itu langsung menarik anak kecil itu. Harvest yang barusan masih tertawa–tawa langsung terlihat murung. “Ibu, mau peluk …  “Tuan Muda, jangan sembarangan! Dia itu bukan ibumu!”  Sambil berkata demikian, si pembantu langsung menggendong anak kecil itu dan buru–buru pergi. Hati Selena terasa agak ngilu saat melihat air mata membanjiri wajah anak kecil yang 

Loading

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 32 Read More »

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 31

Bab 31 Hampir saja Harvey tertipu oleh senyuman yang berada sangat dekat dengannya. Akal sehat  membuatnya kembali ke kenyataan.  Dia mengernyitkan alisnya dan berkata dengan wajah tidak senang, “Selena, permainan macam apa lagi ini?” @  Selena berkata dengan serius, “Aku serius, aku cuma ingin memberitahumu kalau aku hanya minta waktumu selama tiga bulan saja. Setelah tiga bulan ini berlalu, kamu bisa menikah dengan  Agatha atau memiliki anak dengannya. Aku nggak akan ambil pusing lagi.”  Saat itu, harusnya dia sudah hampir mati. Dia akan mencari tempat sepi untuk menjalani sisa  hidupnya.  Harvey bertatapan dengan mata Selena yang serius. Makin lama, dia benar–benar makin kesulitan mengenali Selena. Mulanya Harvey mengira kalau Selena akan membencinya setelah membahas  masalah ini. Tak disangka Selena malah membuat keputusan macam ini.  Harvey menyapukan pandangannya ke arah Selena dengan dingin. “Gimana kalau aku nggak  setuju?” “Yah, kalau gitu aku nggak akan tandatangan surat cerai ini selamanya. Aku sih bisa nunggu, tapi kayaknya kekasih dan anakmu nggak bisa, deh.” (1  Selena mengangkat alisnya dan berkata dengan ekspresi cuek, “Aku cuma minta waktumu selama tiga bulan saja, setelah itu aku akan menandatangani surat cerai denganmu, terus meninggalkan kota A dan nggak akan pernah kembali lagi.”  Harvey tersenyum mencibir. “Memangnya kamu rela meninggalkan Arya?”  Selena sendiri toh sudah hampir mati, mana sempat dia memikirkan orang lain?  Selena menjawab dengan enteng, “Dokter bilang kalau kemungkinan ayahku bisa sadar lagi sangat kecil. Kalau dia koma seperti itu terus, mau tinggal di mana pun nggak ada bedanya  bagiku.”  Mungkin, Selena akan meminta/rumah sakit untuk melakukan prosedur euthanasia kepada ayahnya jika dia sendiri sudah hampir mati. Jika sampai Selena mati lebih dulu, bisa–bisa tidak ada yang mengurus pemakaman ayahnya itu.  Bagaimana kalau kelak Harvey merasa tertekan dan membuang ayahnya ke laut? Bisa–bisa tubuh ayahnya jadi tidak utuh lagi dan membuat Selena tidak bisa mengenali sosok ayahnya di alam  kematian.  Lebih baik Selena dan ayahnya mati bersama supaya kelak mereka tidak kesepian.  Harvey diam saja. Tiba–tiba terdengar suara Agatha menyeruak masuk. “Harvey, sudah beres  belum?” Agatha yang sudah tidak bisa lagi duduk diam saat menghadapi dua

Loading

Antara Dendam dan Penyesalan ( Jus Alpukat ) Bab 31 Read More »

Scroll to Top